Yesus Menangis Kepada Allah Saat di Kayu Salib “Eli Eli Lama Sabakhtani”


Eli, Eli, Lama Sabakhtani
Eli, Eli, Lama Sabakhtani

Akidah utama yang dianut oleh hampir seluruh orang Kristen di seluruh dunia ini adalah mereka meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan pihak kedua dari Trinitas. Disadari atau tidak oleh orang-orang Kristen bahwa keputusan Yesus Kristus sebagai Tuhan difinalkan pada rapat Konsili Nicea tahun 325 Masehi. Saat itu orang-orang yang meyakini bahwa Tuhan hanya satu dan Yesus Kristus sebagai utusan Tuhan malah diburu, disiksa, diasingkan dan tidak sedikit pula yang berakhir dengan kematian. Perlu untuk diketahui bahwa Alkitab menolak sendiri penuhanan Yesus, Yesus tidak pernah mengaku dirinya Tuhan dan tidak pernah ingin disembah oleh orang-orang, ini adalah ide dari orang-orang sepeninggal Yesus yang ingin menyesatkan umat manusia. Orang yang paling bersemangat menyebarkan ketuhanan Yesus adalah Paulus yang “mengaku” pernah bertemu dengan Yesus, padahal berdasarkan teks Alkitab tidak pernah dinyatakan bahwa Paulus bertemu secara langsung dalam bentuk fisik dengan Yesus. Yesus itu adalah hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dia adalah seorang nabi layaknya nabi-nabi yang lainnya, bedanya dia diberikan berbagai mukjizat dan kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh nabi-nabi yang lainnya. Tapi apapun itu dia tetaplah manusia, seorang utusan Tuhan dan tidak akan pernah menjadi Tuhan. Bahkan Yesus menyatakan sendiri bahwa dia menyembah Allah, simaklah ayat Matius 27 : 46 berikut ini,

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27 : 46)
Hal serupa juga diungkapkan pada Markus 15 : 34 dengan ayat dan konteks yang sama

Diduga saat di kayu salib Yesus berteriak “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang berarti “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku (Yesus). Ayat tersebut mengindikasikan bahwa Yesus memanggil Allah, dia memanggil Tuhannya, dia tidak memanggil dirinya sendiri dan tidak sedang berakting menjelang kematiannya. Akan tetapi orang-orang Kristen tidak percaya hal ini, tetapi kita akan membahasnya sesuai penalaran logika dan masuk akal.

Saksi--saksi Yehowa sepakat bahwa ketika Yesus berteriak “Eli, Eli, lama sabakhtani” tidaklah mirip dengan “Yehowa, Yehowa, lama sabakhtani.”, karena dari segi pelafalan saja sudah berbeda.

Bukan hanya itu saja, lalu bagaimana dengan panggilan Bapa dalam bahasa Ibrani disebut “Abbah.” ?

Apakah “Eli, Eli, lama sabakhtani” mirip seperti “Abbah, Abbah lama sabakhtani”? Tentu saja berbeda,

Akan tetapi apakah “Eli, Eli, lama sabakhtani” (bahasa Ibrani) kedengarannya mirip dengan “Allah, Allah, lama tadakhtani (dalam Bahasa Arab)?

(Baca Juga : Benarkah Yesus Tuhan?)

Sangat mirip bukan? Tentu saja, karena Yesus Kristus menyembah Allah yang sama dengan Allah yang disembah para nabi lainnya, tidak mungkin Yesus Kristus adalah Tuhan sedangkan dia membutuhkan Tuhan. Tidaklah masuk logika jika Yesus adalah Tuhan sedangkan dia tidak pernah mengklaim dirinya Tuhan. Tuhan tentu saja tahu dia Tuhan, tidak mungkin ada Tuhan yang tidak mengaku bahwa Dia adalah Tuhan. Tidaklah mungkin Yesus itu Tuhan sedangkan dia adalah manusia biasa dan mendapat keistimewaan menjadi seorang utusan Tuhan. Tidak mungkin seorang tukang kayu Yahudi menjadi Tuhan. Yesus tidak pernah mengklaim dirinya Tuhan, baik itu di Alkitab dan terlebih lagi di Al-Quran. Alkitab sudah jelas mengajarkan ketauhidan, yaitu pengesaan Allah dengan sebenar-benarnya, bukan Trinitas, bukan Bapa, Anak, Roh Kudus. Akan tetapi Allah Yang Maha Esa, dialah Tuhannya Yesus dan Tuhan kita semua. Sedangkan ajaran Trinitas tidak pernah terdapat di Alkitab, kalaupun ada itu hanya tambahan dari pihak Gereja. Para pakar agama Kristen telah sepakat bahwa ayat Trinitas di Alkitab hanya tambahan dan tidak pernah ada pada naskah aslinya.

Maka dari itu sudah seharusnya orang-orang Kristen kembali kepada jalan kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sama sekali tidak pernah membenci Yesus, beliau sangat menghormati Yesus sebagai nabi dan rasul sebelumnya, dan seseorang tidak akan dikatakan muslim jikalau dia tidak mengimani Yesus (‘Isa ‘alaihissalam) sebagai nabi dan rasul Allah Ta’ala. Kami muslim tidak pernah membenci Yesus, tidak pernah menghinanya dan tidak pernah mengejeknya, justru sebaliknya, kami begitu menyayanginya dan menghormatinya layaknya sebagai rasul Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Semoga Allah membimbing orang-orang Kristen untuk memeluk agama Islam.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment