Kisah-Kisah Kelahiran Mukjizat Yang Termaktub di Al-Quran


Al-Quran
Al-Quran

Di dalam Al-Quranul Karim banyak sekali kisah-kisah mukjizat yang tidak bisa kita bayangkan karena bertolak belakang dengan akal, akan tetapi jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menetapkan mukjizat bagi sesuatu maka tidak akan ada yang bisa menolaknya sedikitpun. Setiap mukjizat yang terdapat di Al-Quran adalah atas kehendak Allah Ta’ala dan pasti memiliki hikmah yang Allah Ta’ala sendiri yang mengetahuinya, terkadang Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga memberikan kita hikmahnya dan terkadang juga tidak memberitahu kita. Tidak ada sesuatupun yang dapat melakukan suatu mukjizat tanpa kehendak dan izin Allah, dan tidak ada yang bisa membuat suatu mukjizat kecuali Allah-lah yang membuat mukjizat itu. Pada tulisan kali ini akan dibahas tentang kisah-kisah kelahiran yang mukjizat di dalam Al-Quran. Simak penjelasannya di sini.
Yang Pertama, Kelahiran Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam

Seluruh umat Islam sepakat bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihissalam lahir tanpa perantaraan seorang ayah, alias hanya dari ibu seorang (yakni Siti Maryam). Tentu saja ini berbeda dengan kelahiran umat manusia lainnya yang memiliki ayah dan ibu, karena seorang bayi itu lahir akibat dari pertemuan antara sel sperma dan sel telur, kalau tidak terjadi maka tidak akan ada yang lahir. Akan tetapi jikalau Allah Ta’ala sudah berkehendak apapun bisa terjadi, ini merupakan perkara mudah dan kecil bagi Allah Ta’ala. Suatu ketika Siti Maryam didatangi oleh sesosok yang merupakan utusan Allah, yaitu Malaikat Jibril ‘alaihissalam

Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (Q.S. Maryam : 19)

Jawaban Maryam adalah,

Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" (Q.S. Maryam : 20)

Lantas mengapa ini bisa terjadi, jawabannya begitu simple sekali.

Jibril berkata: "Demikianlah." Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." (Q.S. Maryam : 21)

Akibat dari lahirnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam secara mukjizat ini, hampir seluruh umat Kristen menuhankan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, padahal beliau tidak ingin disembah dan tidak pernah mengakui dirinya tuhan, dia hanyalah seorang nabi dan utusan Allah Ta’ala sebagaimana yang disebut Al-Quran,

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, (Q.S. Maryam : 30)

Dan ini adalah pesan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam kepada seluruh orang, termasuk kepada orang-orang yang menuhankannya

Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (Q.S. Maryam : 36)

Maha suci Allah, tidak layak bagi-Nya memiliki anak

Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Q.S. Maryam : 35)

Yang Kedua, Kelahiran Nabi Yahya ‘Alaihissalam

Masih dari keluarga ‘Imran, kelahiran Nabi Yahya ‘alaihissalam pun terjadi secara mukjizat. Berbeda dengan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang lahir tanpa seorang ayah, maka Nabi Yahya ‘alaihissalam lahir saat Nabi Zakariyya ‘alaihissalam sudah tua dan istri Nabi Zakariyya ‘alaihissalam mandul. Saat itu, Nabi Zakariyya memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar dikaruniai seorang anak lelaki, maka Allah Tabaraka Wa Ta’ala mengabulkan permohonannya

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (Q.S. Maryam : 7)

Nabi Zakariyya masih belum percaya Allah Ta’ala mengabulkan doanya, karena dia sudah sangat tua dan istrinya mandul. Untuk meyakinkannya dia pun mengutarakan isi hatinya kepada Allah Ta’ala.

Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (Q.S. Maryam : 8)

Apa jawaban Allah Subhanahu Wa Ta’ala?

Tuhan berfirman: "Demikianlah." Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali." (Q.S. Maryam : 9)

Maka setelah itu Nabi Zakariyya ‘alaihissalam meminta tanda, dan tandanya adalah beliau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama 3 malam, padahal beliau dalam keadaan sehat (tidak sakit). Dan benar saja, beliau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama 3 malam dan mengandunglah istrinya, sehingga pada akhirnya Nabi Yahya ‘alaihissalam pun lahir ke dunia.
Yang Ketiga, Kelahiran Nabi Ishaq ‘Alaihissalam

Nabi Ishaq ‘alaihissalam adalah anak dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang juga merupakan nabi. Nabi Ishaq ‘alaihissalam masih bersaudara dengan Nabi Isma’il ‘alaihissalam karena sama-sama anak dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, akan tetapi berbeda ibu. Lalu kenapa kelahiran Nabi Ishaq ‘alaihissalam dikatakan sebagai mukjizat? Karena saat itu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan istrinya sudah sangat tua, secara ilmiah dan ilmu kedokteran tidak bisa lagi memiliki anak kandung. Akan tetapi lagi-lagi ini adalah kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala, jikalau Dia berkehendak tidak ada satupun yang dapat menolaknya.

Dikisahkan saat itu datanglah utusan-utusan Allah yaitu para malaikat yang menjelma sebagai manusia kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan membawa kabar gembira.

Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. (Q.S. Huud : 69)

Dengan beberapa tingkah laku yang sedikit aneh, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjadi takut, akan tetapi para malaikat itu menenangkan kekasih Allah itu.

Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth." (Q.S. Huud : 70)

Lalu apa?

Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir puteranya) Ya'qub. (Q.S. Huud : 71)

Jadi, kabar gembira yang disampaikan para utusan Allah itu adalah akan lahirnya Ishaq ‘alaihissalam yang nantinya merupakan ayah dari Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pun heran bagaimana mungkin itu bisa terjadi, sedangkan dia dan suaminya sudah begitu tua.

Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh." (Q.S. Huud : 72)

Para malaikat itu pun menjawab sambil meyakinkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan istrinya

Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." (Q.S. Huud : 73)

Itulah kisah-kisah kelahiran mukjizat yang tertera di dalam Al-Quranul Karim. Kisah-kisah di atas mengajarkan kepada kita bahwa dalam kondisi apapun kita, selama kita berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan taat kepada setiap perintah-Nya, maka Dia akan mengabulkan apa yang kita minta. Meskipun hal itu terlihat sangat tidak mungkin dan mustahil, akan tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil, dia cukup mengatakan “kun” maka akan terjadi sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Q.S. Al-Mu’min : 68)

Di ayat lain,

Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia. (Q.S. An-Nahl : 40)

Jadi, hendaklah kita memohon dan selalu minta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, masalah terkabulnya doa kita serahkan sepenuhnya kepada Allah, karena setiap keputusan-Nya itulah keputusan terbaik.

(Baca Juga : Keutamaan Surga Firdaus)

Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment