Begitu Cintanya Nabi Muhammad Kepada Kita


Begitu Cintanya Nabi Muhammad Kepada Kita
Begitu Cintanya Nabi Muhammad Kepada Kita

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling mulia di dunia. Beliau adalah manusia terbaik yang pernah hidup di muka bumi ini. Sifat-sifatnya, tingkah lakunya, kepribadiannya bahkan fisiknya begitu sempurna. Kalau kita telusuri kehidupan beliau maka kita akan berkesimpulan bahwa tidak mungkin ada manusia yang seperti itu kalau bukan seorang Nabi utusan Allah Ta’ala. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kepribadian yang begitu mulia dan agung. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S. Al-Qalam : 4)

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk seluruh alam semesta, baik dari golongan jin maupun manusia. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam amat mencintai umatnya. Beliau amat mencintai kita meskipun belum pernah melihat kita secara langsung. Beliau sangat menyayangi kita dan sangat rindu berjumpa dengan kita.

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (Q.S. At-Taubah : 128)


Beliau rela disakiti oleh kaum musyrik. Beliau rela sakit-sakitan, terluka parah, berdarah-darah bahkan rela mati demi kita. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat cinta kepada kita bahkan tidak ingin memberatkan kita. Lihatlah dua hadits di bawah ini.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya tidak memberatkan umatku, tentu aku akan mewajibkan bagi mereka untuk bersiwak setiap kali wudhu’ dan aku akan mengakhirkan shalat ‘Isya’ hingga pertengahan malam.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, 1:125, disahihkan oleh Al-Hakim)

"Kalaulah tidak memberatkan umatku, niscaya kuperintahkan mereka bersiwak." (HR. Bukhari no. 6699)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan “Kalau tidak memberatkan umatku.” Bayangkan itu semua wahai saudara-saudaraku. Beliau tahu keadaan umatnya. Beliau tahu bahwa kita akan merasa kesulitan jikalau mengakhirkan sholat ‘Isya’ sampai pertengahan malam. Beliau tahu bahwa kita akan merasa berat sekali kalau harus bersiwak setiap kali berwudhu’. Lihatlah kecintaan Nabi kita ini saudara-saudaraku. Renungilah kecintaannya yang begitu besar terhadap kita. Beliau tidak hanya mencintai Abu Bakar, ‘Umar. ‘Utsman, ‘Ali, Thalhah, Zubair, Bilal, Abu Dzar, Abu Hurairah dan para sahabat lainnya. Tetapi beliau mencintaiku dan mencintaimu. Dia mencintaimu dan amat menyayangimu.


Ada satu kisah menarik yang menunjukkan besarnya cinta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita umatnya. Saat di Perang Badar, yaitu saat umat Islam diharuskan berperang dengan orang musyrikin. Saat itu umat Islam kira-kira hanya sekitar 300 orang, sedangkan orang musyrikin berjumlah lebih dari 1000 orang. Saat itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat keadaan pasukannya yang sebenarnya tidak ada persiapan untuk perang. Sedangkan beliau tahu kalau pasukan musuh memiliki baju-baju besi dan sudah mempersiapkan matang-matang untuk mengalahkan pasukan Islam. Saat itu di malam hari, para sahabat tidur akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa yang sangat banyak dan sangat khusyu’ kepada Allah Tabaraka Wa Ta’ala.

Di antara doa Nabi Muhammad adalah,

“Ya Allah ‘Azza Wa Jalla, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah ‘Azza Wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah ‘Azza Wa Jalla, jika Engkau membinasakan (mengalahkan) pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini. (HR. Muslim 3/1384 no.1763)

Lihatlah doa di atas. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah agar diberi kemenangan dan mengatakan kalau tidak menang maka tidak ada seorangpun yang menyembah kepada-Nya lagi. Kenapa? Karena saat itu perang Badar adalah penentu situasi Islam. Kalau kalah maka Islam akan jatuh dan tidak akan bisa tersebar lagi, apalagi banyak sahabat utama ikut berperang. Jadi kalau sempat pasukan Islam kalah maka Islam akan mengalami kekalahan terbesar sepanjang sejarah dan dakwah Islam bisa saja berhenti begitu saja. Akan tetapi Allah Tabaraka Wa Ta’ala mengabulkan doa kekasih-Nya itu lalu turunlah ayat berikut,

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (Q.S. Al-Anfaal : 9)

Bayangkan saja saudara-saudaraku. Kalau saja saat itu pasukan Islam kalah melawan pasukan musyrikin pada perang Badar maka kita saat ini tidak akan mengenal Allah Jalla Jalaluh. Tidak akan ada Istiqlal di Jakarta. Tidak akan ada umat Islam di Indonesia. Kalau saja saat itu pasukan Islam kalah maka kita tidak akan tahu siapa Allah, kita tidak akan mengenal tauhid dan kita tidak akan merasakan nikmat Islam saat ini. Akan tetapi karena kecintaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya maka beliau berdoa demi kebaikan kita semua.

Tidakkah kita sadar wahai saudara-saudaraku? Renungilah semua ini. Ketahuilah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam amat mencintaimu. Apakah tidak pantas kita bersholawat untuk beliau? Beliau telah mengorbankan segala-segalanya buat kita. Sholawat kepada beliau adalah salah satu bentuk cinta kita kepada beliau dan sebagai balas budi kita kepada beliau meskipun tidak sebanding. Mari kita cintai beliau dengan mengikuti syariatnya yang benar sesuai tuntunannya, mengikuti sunnah-sunnahnya, menjauhi apa yang dilarangnya, bersholawat kepadanya dan menyampaikan pesan-pesan Islam kepada orang-orang di sekitar kita.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment