Urusan Jenis Kelamin Anak Kita, Serahkanlah Kepada Allah



Laki-Laki dan Perempuan
Laki-Laki dan Perempuan

Anak adalah anugerah dari Allah yang harus kita syukuri, kita jaga, kita bimbing selalu agar kelak menjadi hamba-hamba yang taat kepada Allah Ta’ala, dengan ketaatan anak kita kepada Allah maka Allah juga akan memberikan keberkahan bagi orang tuanya sehingga orang tuanya akan senang dan bangga memiliki anak tersebut. Jangan pernah menganggap seorang anak itu suatu musibah, jangan pernah menganggap kelahiran seorang anak itu adalah sebuah kesialan sehingga kita membencinya dan tidak merawatnya dengan baik. Padahal anak itu adalah titipan dari Allah dan Allah sangat murka kepada orangtua yang tidak membimbing anaknya dan membiarkan anaknya begitu saja tanpa dididik. Jikalau kita lihat masih banyak di sekeliling kita orang-orang yang tidak bersyukur diberikan anak oleh Allah. Maka benarlah ayat Al-Quran bahwa amat sedikit sekali orang yang bersyukur kepada Allah.

Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (Q.S. Al-Mulk : 23)
Bukan hanya itu, ada juga yang mempermasalahkan urusan kelamin anak. Ada orang tua yang sangat memperhatikan alat kelamin anak yang ia punya, misalnya dia kurang suka dengan anak laki-laki dan lebih suka kepada anak perempuan, begitu pula sebaliknya ada orang yang lebih suka kepada anak laki-laki daripada anak perempuan, sehingga anak yang jenis kelaminnya kurang disukainya akan cenderung tidak disayangi bahkan dibenci. Inilah tindakan yang salah, karena pada dasarnya pemberian anak laki-laki maupun anak perempuan kepada para orang tua adalah sepenuhnya kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Asy-Syuura : 49-50)

Tidak ada yang bisa menentukan jenis kelamin anak kita kecuali Allah Ta’ala semata, bahkan bagi orang yang mandul sekalipun itu adalah kehendak Allah. Jadi kalau ada yang protes kenapa anaknya laki-laki ataupun perempuan berarti dia telah menentang Allah yang menghendaki hal tersebut. Ketahuilah bahwa kehendak Allah itu adalah keputusan yang terbaik dan mengandung banyak sekali hikmah.
Contohlah bagaimana Istri ‘Imran yaitu ibunda dari Siti Maryam ketika dia berdoa kepada Allah untuk dikaruniakan seorang anak.

(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Ali ‘Imran : 35)

Kemudian Allah pun menjawab doanya dan mengabulkannya, Allah-pun mengaruniakannya seorang anak perempuan yang amat sholeh yaitu Siti Maryam.

Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Q.S. Ali ‘Imran : 36)

Tidak terlihat kekecewaan daripada Istri ‘Imran saat mengetahui yang dikandungnya adalah anak perempuan, akan tetapi dia sangat senang dan mendoakan sang anak agar menjadi hamba Allah yang taat dan dilindungi dari segala macam gangguan syetan. Semoga para calon ibu dan ibu-ibu di mana pun berada untuk mencontoh sikap dan doa daripada Istri ‘Imran ini.

Contoh lainnya adalah saat Nabi Zakariya ‘alaihissalam berdoa agar dikaruniakan seorang anak, padahal saat itu beliau sudah sangat tua dan istri Nabi Zakariya ‘alaihissalam adalah seorang yang mandul.

Ia (Zakariya) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (Q.S. Maryam : 4-6)

Kemudian Allah pun menjawab doa beliau dan mengabarkan akan lahirnya seorang putra yang bernama Yahya

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (Q.S. Maryam : 7)

Sungguh kisah yang bisa kita jadikan tauladan, terutama bagi orang tua dan para calon orang tua.

Jadi, jenis kelamin anak kita itu sudah seharusnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah, tidak masalah ianya laki-laki ataupun perempuan. Apapun jenis kelaminnya kita harus mensyukurinya karena anak adalah amanat dari Allah yang harus kita jaga, yang terpenting adalah anak itu kita bimbing ke jalan Allah dan mengajarkannya agar senantiasa taat kepada Allah.

(Baca Juga : Warna-Warna Yang Disebut Al-Quran)

Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment